Kamis, 11 Agustus 2016

Essay Kaitan islam dan nasionalisme Indonesia

Agama islam merupakan salah satu agama samawi di bumi ini yang jumlah pemeluknya mencapai 1 miliar umat manusia atau ketiga terbesar setelah agama Kristen katolik dan Kristen protestan. Besarnya jumlah pemeluk agama islam menyebabkan banyaknya pemikiran dan pendapat yang muncul ke permukaan tentang berbagai macam issue: Terorisme, liberalisme dan nasionalisme islam di indonesia. Nama terakhir yang disebut juga menarik untuk dibahas karena banyak pendapat para ulama yang menyatakan bahwa nasionalisme atau rasa kecintaan terhadap tanah air adalah suatu hal yang salah, mayoritas berpendapat bahwa nasionalisme dibuat hanya untuk kepentingan penguasa barat. Selain itu, banyak juga para ahli tafsir yang berpendapat bahwa rasa kesatuan umat islam wajib didasarkan pada ikatan akidah, bukan  pada ikatan kebangsaan, seperti nasionalisme islam di indonesia sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat ini:
ِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara(QS al-Hujurat:10)
Ayat diatas memiliki arti bahwa umat islam adalah bersaudara, yang diikat oleh kesamaan akidah  islam (ideologi), bukan oleh kesamaan bangsa seperti lazimnya ide yang diutarakan paham nasionalisme. Namun benarkah islam secara tegas melarang umat nya untuk menganut nasionalisme? Berikut beberapa statement penjelasan tentang islam dan nasionalisme.
·         Pembahasan
Yang pertama, negara Indonesia dibangun berdasarkan asas bhineka tunggal ika yang memiliki arti berbeda-beda namun tetap satu jua. Bahwa sejak zaman kemerdakaan dahulu negara Indonesia bukan hanya dihuni oleh umat islam saja, tetapi juga termasuk di dalamnya umat agama Kristen, budha dan hindu. Para intelektual muslim, sebut saja nama Agus Salim dan HOS Cokroaminoto seorang negarawan nasionalis dan teguh memegang ajaran islam pada masa pra kemerdekaan. Tahun 1932 terjadi perbedaan pendapat antara soekarno yang memegang paham nasionalis sekuler dan Muh. Natsir yang memegang paham nasionalis islam dalam menentukan dasar negara indonesia. Pada akhirnya, para cendekiawan nasionalisme islam di indonesia tersebut harus berlapang dada akibat pertimbangan bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas agamanya adalah islam, bukan negara islam, sehingga dasar negara yang mengedepankan tentang agama islam harus dikesampingkan dahulu. Namun sebagai gantinya, nilai-nilai luhur islam tetap dimasukan ke dalam UUD 1945 dan Pancasila. Semua itu dilakukan demi menjaga persatuan negara Indonesia dan satu visi yang sama yaitu untuk kemerdekaan Indonesia sehingga belanda pun harus angkat kaki dari negara Indonesia.
Yang kedua, allah  telah menjadikan agama islam sebagai rahmatan lil’alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam. Bukan hanya bagi umat islam saja. Jelas, bahwa sudah semestinya agama islam bisa membawa banyak manfaat dan kedamaian bagi kehidupan bermasyarakat. Dengan zaman yang terus berubah cepat dan arus globalisasi yang semakin tinggi, maka agama islam pun juga bisa memposisikan dirinya sesuai dengan  perkembangan dunia saat ini tanpa harus mengorbankan aturan aturan mutlak dari Allah SWT: agama islam yang dinamis.
Mencintai negeri sendiri adalah bagian dari islam sebagaimana dahulu rosullah saw mencintai tanah makkah dan madinah sehingga kedua kota tersebut diabadikan dalam salah satu ayat al quran yang bermakna 'kota suci' umat muslim. Sudah tentu kita sebagai warga negara indonesia berbakti terhadap nusa dan bangsa serta wajib untuk memajukan bangsa indonesia dengan cara yang benar. Sehingga, yang harus dipahami dan digarisbawahi ialah, bahwasannya kita boleh dan dipersilahkan untuk mempunyai rasa cinta terhadap negeri sendiri (nasionalisme islam di indonesia), tetapi jangan sampai rasa cinta tersebut mengalahkan rasa cinta kita kepada sang pencipta Allah SWT.
·         

Senin, 08 Agustus 2016

#ULYADAMASAMARA

Keluarga gua termasuk yang terbesar untuk jumlah anggota nya: baik itu di skala lingkungan gang, RT, RW ataupun di keluarga besar. Tapi anehnya, walaupun orang orang nyangka keluarga gua itu rame banget ternyata kenyataannya enggak juga. Udah 2 tahun ini dirumah cuma tinggal gua, sama 2 orang adek gua, 3 kakak gua udah gak aktif tinggal dirumah lagi karena pada sibuk kuliah. Tinggal berlima dirumah itu gua ngerasain sepi yang bener sepi, padahal, nun dekat diluar sana, rumah dengan jumlah 5 orang itu termasuk 'banyak'. Nah, kesepian gua ini makin sah karena kakak gua yang pertama sudah mengikhlaskan jiwanya, pengabdiannya serta badannya kepada cowok lain secara sah di depan mata gua sendiri. Terharu.


Tugas maha penting seorang ilyas muttaqin: memastikan CPP aman menuju ruang akad.
Disaat gua lagi terisak haru, bapak gua tetap tegar menandatangani bukti pelepasan anaknya kepada cowok lain.

Bisa gua pastikan, dalam 25 tahun umur nya baru sekali ini kakak gua merasakan hangatnya bibir cowo mendarat di keningnya langsung.


Sejujurnya, gua ini termasuk orang yang mellow. Tapi sifat tersembunyi gua ini berhasil gua tutupin dengan tingkah lagu gua yang konyol dan sering ketawa ketawa sendiri. Makanya, belom ijab qobul dimulai, gua udah nangis duluan. Serasa pengen berhentiin waktu karena gak rela kakak gua diambil sama cowo laen, enak aje. Jadi gini, saat masuk waktu akad nikah, gua langsung nyari posisi belakang yang ketutupan sama orang lain sekaligus enak buat ngeliat prosesi akad dengan jelas. Kenapa gua ngambil posisi belakang? karena gua tau pasti gua bakal nangis nih. Eh bener, baru pembacaan tilawah aja gua udah nangis, padahal akadnya masih sekitar 15 menitan lagi, untungnya banyakan kantong air mata gua dibanding kantong air mata kangguru, jadinya full prosesi gua bener bener nangis, nangis yang terisak isak. Sampe rasanya, abang gua yang saat itu ada di samping gua pengen gua peluk, momen yang seumur hidup pun gua gak pernah gitu meluk abang gua, sayangnya itu semua cuma wacana aja, gua masih terlalu malu buat meluk abang gua. Singkatnya, biarlah ancur rasa malu dan gengsi gua diliatin orang nangis dibanding meluk abang sendiri di momen momen sakral gini.

Ini wajah sedih karena anak nya udah harus pisah yah, bukan wajah sedih karena pusing bayar katering
"Bi, tadi malem gak lupa korek kuping kan? eh maksudnya, maafin ulya ya.."
Jeng jengg, cincin pernikahan pun sudah bisa dipamerkan. Ini bukan cincin lord of the rings ya, jadi gausah dipamerin ke gandalf.
Dan teuya pun secara resmi terlepas tanggung jawabnya dari keluarga, karena doi sudah punya keluarga baru.

Ulya amalia namanya, mahasiswi S2 program magister HI UI 2015. Orangnya alim, rajin sholat, muslimah, rajin ngaji, rajin duha, rajin puasa daud sampe akhirnya gua nyamain kualitas ibadah kakak gua kayak seorang sufi. Agak berlebihan sih cuma menurut penilaian gua ya begitu. Dipikiran gua, pernikahan kakak gua nanti bakal berjalan kaku dan full religius semua. Tapi semua itu runtuh ketika saat persiapan pernikahan gua malah dibeliin baju model vest, yang notabene nya baju barat, bukan baju adat/baju gamis putih. Yang gua kira kakak gua bakal make no make up dan jilbaban panjang sampe udel, ternyata pas hari H malah kaya mempelai wanita pada umumnya: Ya make up, ya make gaun, ya jilbabnya ga panjang, ya gitulah. Trus gua juga merhatiin live music nya, gua kira minimal kakak gua ngundang Senada atau Ruhul jadid gitu yang grup nyanyi lagu nasyid atau islami, atau sederhananya nyetel murotal quran lah. Eh ternyata enggak, yang diundang kebetulan anak anak band UI dan lagu lagunya juga lagu pop andelan inbox/dahsyat kaya lagu tulus, so7 pokoknya jauh dari lagu lagu islam dah, boro boro hadad alwi, maher zein aja kayaknya ga ada. Disini akhirnya gua memberikan kesimpulan bahwa, sebenernya agama islam itu dinamis, yang gak terlalu kaku dan selalu cocok untuk ngikutin perkembangan zaman. Asal gak melenceng dari aqidah dan aturan tertulis dalam al quran dan hadits, ya gak masalah. Alhamdulillah sepertinya kakak gua dan kak dama, dibantu oleh tante vivi selaku ketua panitia lalu didorong oleh supervisi dari umi-abi maka pernikahan yang keren ini pun berhasil dilaksanakan dengan baik dan sempurna!

Ini nih yang diluar perkiraan, ternyata sampe ada pesta kembang api juga, keren!
Kesan kaku dan 'itu itu' aja juga ga berlaku, yang biasanya pengantin cuma duduk aja di pelaminan, disini malah pengantinnya yang jalan nyamperin para tamu!

Kirain bakal ada acara ngaji bareng anak yatim atau opick on the stage, ternyata enggak:((


Sebelum kakak gua 'di apa apain' dalam waktu 4 jam kedepan, mending gua nyosor duluan ah!


Pada akhirnya, gua harus merasakan bahwa mulai malam nanti kamar bawah udah gaada kakak gua sedang tidur tiduran lagi, kalo pun ada, dia pasti lagi tidur tiduran dengan 'cowo barunya'. 18 tahun tinggal seatap pada akhirnya memaksa gua mulai harus nerima kenyataan kalo ternyata gua gak boleh egois maksa beliau dirumah terus, karena sejujurnya hati kecil gua masih gak rela dan sedih banget. Yak, 31 Juli 2016 bertempat di Gema Pesona Contry Club menjadi saksi kebahagiaan sekaligus kesedihan yang bener bener menjadi momen paling emosional dalam hidup gua.


Selamat datang kak dhama! keluarga baru di keluarga besar ini.
Kostum terbaik untuk acara yang terbaik pula!
 Selamat menikah Teh ulya dan Ka Dhama! Doa adikmu yang ternakal ini selalu menyertaimu, semoga bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah




All photo by:Thepotomoto