Kamis, 14 Desember 2017

Terimakasih, Arkananta!



Sebagai anak tahun pertama, masuk BEM tingkat Universitas emang selalu dirundung ketakutan. Takut gak lolos seleksi sama takut gak bisa bergaul contohnya. Tapi karena emang pembawaan gua yang super sok-asik ini, alhamdulillah gua bisa lewatin itu semua. Proses wawancara, karena emang sebelumnya jaringan pertemanan gua udah jauh menembus batas-batas angkatan dan berbagai tongkrongan, pada akhirnya gua diwawancarai dengan orang yang udah gua kenal. Sampe akhirnya yang wawancara gua ngomong:

"Yaelah elu yas, gimana nih? ga objektif dah gua nanti nilainya"

Begitu.

Kenalin, Arkananta namanya. Yang selalu menerangi sih katanya kalo dalam bahasa sanskerta. Sejujurnya, sejak masa Pemilihan Raya dulu gua sih udah kenal sama calon ini. Kalo kalian inget beberapa waktu lalu gua pernah bikin statement "Calon ketua bem aja dulu tidurnya dikamar gua!" itu ya dia dia ini. Agak beban juga emang kalau udah kenal duluan sama petingginya, tapi sejujurnya gua pengen senatural mungkin di Arkananta ini. Artinya, gua gak pengen stigma "orang dalem" atau karena udah kenal maka gua jadi di istimewakan.

So, let the story begin.

Inget banget, saat pertama kali kumpul departemen yang non formal -karena belom pelantikan staff'- di Dapur Roti Bakar keadaannya masih kaku banget. Kita kenalan. Pertama kali gua liat muka-mukanya emang serem banget, ya gimana enggak serem, nama departemen gua aja Aksi dan Propaganda. Kesan pertama pas liat mereka semua yah beragam. Ada:



Bor = Badang  gede, make kalung, tapi bermuka the beast. Ya pokoknya kebayang deh
Raka = Cowo berambut gondrong, tampilannya udah kaya tukang pungut kebersihan di pasar kaget.
Adhit = Cowo terpolos kalo diliat dari tampangnya. Badannya kurus, khawatir 2037 nanti beratnya bukan naik malah menurun.
Izzat = Badannya cukup besar diikuti dengan kepala nya yang juga besar.
Harly = Temen seangkatan gua di fakultas, yah tak terdeskripsikan lah~
Agid = Ni orang kok behave banget yah, udah kayak anjing perumahan lagi sama tuannya.
Uwel = Bang jago, badan boleh kurus tapi konon doi yang paling tau soal aksi diantara kita semua yang hadir saat itu. Kekirian banget orangnya.
Nurul, Sarah, Jihan, Siti = Loh, kok kajian akhwat pindah kesini? lah ini kenapa perempuannya berkerudung dan ber rok panjang semua?

Diluar ini semua, juga hadir bang Elzo yang sebelumnya udah gua kenal dan Menko bang Zul yang juga udah gua kenal. Kurang bang Virgy aja nih yang gak hadir, konon beliau lagi berhalangan saat itu karena saudaranya di Purwakarta lagi sakit. Padahal, sejujurnya, dari semua orang disini gua paling tertarik sama doi. Setelah gua teliti, ternyata emang riwayat dia di kuliah ini yang paling menarik. Tapi sayangnya, orangnya gak dateng! haha

Yah, ternyata gua harus banyak banyak bersyukur sama Allah karena telah diberikan keluarga baru. Keluarga yang terdiri dari bermacam-macam fakultas. Tempat terbaik untuk belajar.






Setaun ini, gua lalui banyak pengalaman dan tahap-tahap pengaktualisasian diri. Dari mulai dikenal di fakultas sebagai orang yang sering aksi (aktivis ceunah), memimpin tim Akprop, Studi banding ke UGM dan bahkan tetap bertahan hingga akhir ditengah 'lari' nya prajurit-prajurit akprop yang sedari awal membersamai. Ya, gua lakuin itu semua, dan gua tetap bertahan. Emang bener kata orang, kerja keras itu akan terasa manisnya setelah kita lelah berjuang.

Berangkat ke Jakarta untuk aksi bela rakyat? ngerasain chaos nya malam hari dimana dekat banget jarak antara pengunjuk rasa dan polisi berseragam lengkap sampe akhirnya gua takut, takut banget akan yang namanya kematian? Pernah.




Nginep di sekre guna ngucing alias nempel-nempelin propaganda tentang "SAKITNYA UNPAD" ke seluruh penjuru fakultas, yang mana itu dilakuin jam 3 malam dan harus sembunyi sembunyi? Gua pernah.



Mimpin dan ngekonsep aksi selama 3 minggu berturut-turut buat ngasih nasehat ke Rektor Unpad Prof Tri dengan berbagai macam varian aksi di Gerlam? nyuruh semua orang yang hadir gak peduli kakak kelas gak peduli ketua BEM gak peduli lo siape buat tiduran di jalanan? Gua pernah.


Bosen dan capek ngadain aksi, maka gua buat acara diskusi yang agak mentereng yaitu tentang G30S dimana pro/kontra tentang kejadian itu juga panas banget saat itu. Serunya, ternyata acara gua didatengin tentara berloreng euy! intel-intel di polisi juga pada dateng. Padahal mereka ga diundang. Sungguh pengalaman luar biasa dimana bikin acara, tanpa diundang, eeeeh militer malah datang dengan sendirinya. Hehe.





Sedikit letih dengan hiruk-pikuk kehidupan kampus, Arkananta lewat departemen Humas ngadain studi banding yang berbungkus liburan. Yah lumayan. Berangkat ke Jogja untuk studi banding ke kampus dimana 'katanya' miniatur negara berada, mendengar segala lika-liku kedinamisan kampus, dan bertemu dengan tokoh inspiratif macam bang Alfath-Presma UGM- yang sebelumnya udah gua ketahui dari kak Dhama kakak ipar gua, gua juga hadir disana. Hadir buat nyerap ilmu yang sangat luar biasa disana. Akhirnya pikiran gua sedikit rileks juga, bisa melarikan diri sejauh 500km dari kampus dengan segala keruwetannya. Gua masih bisa tiduran di hotel, jalan-jalan di Malioboro ataupun sekedar melihat perjalanan diatas bis juga sungguh kenikmatan paling konkret yang bisa gua dapetin. Makasih, Arkananta.



Yaaah, berkat itu semua nama gua sekaligus integritas gua lumayan membaik. Mungkin, yang tadinya gua hanya dikenal karena cengar-cengirnya atau karena kata-katanya yang tidak sopan, kali ini gua dikenal orang karena "Aksinya" ataup karena kekritisannya. Baru-baru ini gua maen ke kantor Rektorat, disana langsung ada dosen yang juga pejabat Rektorat ngenalin gua.

"Kamu anak FH kan?" tiba-tiba nyapa gua.

"Iya pak, saya anak FH." jawab gua sedikit bingung.

"Tuhkan bener, kamu ini yah yang kritis itu. Saya inget bener sama kamu, kamu kan yang waktu itu 'nanya nanya' ke pak Wakil Rektor? ehehe"

"Wahiya pak? iya kali pak, hehe maaf pak waktu itu. Maklum namanya juga mahasiswa"

Juga banyak bermacam-macam percakapan diluar itu yang ternyata, kontribusi gua di Arkananta ini begitu diperhatikan. Terlebih sama kakak-kakak kelas gua yang nun jauh berada di Dipati Ukur sana. Fyi aja, kampus gua di Jatinangor hanya di isi oleh angkatan 2016-2017 dan sisanya angkatan atas masih pada disana belom pindah. Tapi mereka mendengar dan memperhatikan juga soal BEM ini. Juga memperhatikan gua. Sembari ngajak ngobrol dan nyuruh gua cerita, juga bernasehat, agar kelak ketika gua semakin berisi, jangan lupa dengan fakultas sendiri. Dimana gua berpijak dan rumah pertama gua. Gua terharu. Gua pikir, saking asiknya gua maen di tingkat Universitas ini bersama Arkananta, bikin orang-orang di fakultas gua sebel sama gua karena gua sombong atau tengil atau gimana, ternyata enggak. Sungguh, berpikiran buruk itu gak bagus. Ternyata gua sadar, kenapa 'Dzon' alias Su'udzon itu gak dibolehin sama Allah.

Februari gua diterima di Arkananta. Saat ini, tinggal menghitung hari aja sampe akhirnya di kongres nanti Arkananta bakal bubar. Nama grup pun nantinya bakal ada embel embel lain, entah "alumni" ataupun "keluarga" Arkananta. Konten pembicaraan di grup pun juga berubah, gua yakin kesananya isinya hanya tentang reposting line dan update oa oa. Haha.



Dan akhirnya, semua ini selesai.

Di setiap perenungan, gua selalu bergumam "Ya Allah, akhirnya selesai ya Allah amanah ini...."

Tentang persahabatan, cinta atau bahkan konflik ada disini.

Tentang kerja keras, gak kenal letih dan merelakan waktunya juga ada disini. Di Arkananta.

Seneng. Bangga. Entah apapun itu yang bisa menggambarkan itu semua. GUA BERADA DIANTARA ORANG-ORANG HEBAT!

Semangat dan sukses untuk teman-teman, abang-abang serta akang-teteh semua. Terimakasih kepada bang Novri dan bang Zulkarom yang sudah sangat baik membawahi amanah ini. Senang membersamai kalian.

Yang gua inginkan sih, kita selesai disini dengan segala pertanggungjawabannya. Kalopun gua ada salah, gua minta maaf. Kalo gua ada hutang, tolong kita selesaikan. Gua gak pengen, masalah organisasi ini dibawa pertanggungjawabannya sampai akhirat. Yah, walaupun gua yakin pasti nanti bakal ditanyain, tetapi seenggaknya gua bakal meminimalisirnya disini.



.
.
.
Senang menjadi bagian dari Arkananta. Sekali lagi, Terimakasih, Arkananta!




1 komentar: