Minggu, 15 Juli 2018

Dasar Kampung!

Selalu mengesankan tiap pergi ke Jakarta tuh. Walaupun Gua tinggal di pinggiran Jakarta alias di Depok, tapi selalu seneng aja gitu liat gedung-gedung di Jakarta. Ada yang tinggi, ada yang pendek ada yang gak tinggi dan gak pendek. Banyak deh pokoknya.

Tanggal 14 Juni kemaren, Gua berkesempatan untuk melakukan interview di gedung Equity Tower, kawasan SCBD Kuningan, Jakarta. Salah satu tempat paling elite di Indonesia. Katanya sih nih ya, sekitar 30% kekayaan nasional diaturnya dari dalam gedung-gedung disini. Percaya sih, abisnya gedungnya mewah banget. Oiya, bagi yang kepo Gua interview apa, jadi kebetulan dan Alhamdulillah nya Gua lolos dalam rangkaian seleksi beasiswa SCG Sharing the Dreams. Nah, sesi interview inilah tahap final seleksinya. Karena SCG merupakan perusahaan multinasional, jadilah Gua diwawancara di tempat yang multinasional pula. Oiya, beasiswa SCG ini dikelola sama Ancora Foundation punyanya Om Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Indonesia.

Bergengsi banget keknya yah?

Gua sih, bersyukur banget. Pertama, karena berhasil lolos sampe tahap ini. Yang kedua, karena berhasil dikasih kesempatan buat masuk ke gedung mewah. Yang ketiga, sesi wawancara nya itu make bahasa Inggris.

Image result for equity tower
Kira-kira beginilah gedung Equity Tower. Salah satu yang paling tinggi di kawasan SCBD. Lokasinya deket Pacific Place dan lurus searah Stadion GBK. Sumber: Pinterest

Gara-gara kebanyakan nonton film action, tiap masuk gedung rasanya kayak ada kejahatan yang selalu mengintai deh. Gua amati sisi pengamanannya, wajah-wajah satpamnya dan bahan gedungnya. Takut-takut ada Terorist atau penembakan aja gitu halusinasinya.

Bener aja, pas Gua masuk kesini, Gua udah salah masuk pintu dong. Kebetulan Gua dateng jam 7 pagi. Satpam juga masih licin rambutnya. Nah, karena saking percaya dirinya, Gua kurang nyadar diri, kalo Gua belom pernah masuk gedung semewah ini sebelumnya. Jadi asal masuk aja, pokoknya gua menuju pintu. Tapi ternyata salah, setelah Gua dorong-dorong, kok gak kebuka. Eh gak lama, ditegur sama Satpam. Kalo ternyata itu bukan pintu masuk. Masuknya lewat sisi yang satunya lagi.

Oke, baru masuk aja Gua udah melakukan kesalahan. 


Image result for interior equity tower
Beginilah kira-kira lobby utama dari Equity Tower. Sumber: Rumah.com

Akhirnya Gua menemukan lobby utamanya. Tapi pikiran Gua tetep liar, adegan film-film selalu bergentayangan di pikiran Gua. Baru masuk, Gua udah disuguhkan SOP pengamanan untuk naro tas di mesin X-Ray nya, yang kaya di bandara-bandara gitu dan badan Gua harus masuk pintu yang bunyinya "Tettt" gitu. Alhamdulillah, lolos. Ga ada barang mencurigakan yang Gua bawa. Kalian tau adegan di Now You See Mee 2 gak yang ngelolosin chip di dalam kartu? nah entah kenapa, pikiran liar Gua sampe kesana. Padahal mah ya Gua orang biasa. Tapi suatu saat pengen aja gitu, mengelabui pengamanan ketat disini hahahaha.

Sekali lagi, bertanya itu penting guys.
Karena terlanjut malu dan takut dikira kampungan, Gua langsung maju aja menuju lift. Padahal, disana udah ada pengamanannya lagi. Berbentuk tralis kaya di KRL gitu mirip-mirip. Tapi sayangnya, Gua terlalu bodoh untuk menerobosnya langsung. Harusnya, pake kartu biar tralisnya kebuka. Tapi karena kesok-tauan Gua, ya gak kebuka-buka. Jadilah diteriakin Satpam yang tadi baru meriksa Gua di lobby depan. Gua pun diarahkan ke meja resepsionis untuk menukar jaminan berupa tanda pengenal SIM/KTP untuk ditukar dengan kartu masuk.

Itungin ya, baru kesalahan kedua. Semoga ini jadi yang terakhir. 

Akhirnya Gua pun berhasil masuk ke lift. Liftnya banyak, mungkin Mall Depok ataupun Margo City liftnya kalah banyak sama di sini. Ada sekitar kurang lebih 12 pintu lift. Karena bingung dan takut nyasar, Gua pun memencet tombol sembarang. Pokoknya biar cepet sampe atas. Tapi sialnya, ga ada satupun pintu lift nya yang kebuka. Nah, kebetulan Gua melihat ada pegawai yang memakai baju SCG. Gua pun diam-diam mengikutinya. Sampe masuk lift. Ajaib emang, sekalinya orang ini pencet, langsung keluar liftnya. 

Apa salah hamba, Duhai Tuhan yang Maha Agung?

Setelah masuk lift berdua, akhirnya Gua pun memberanikan diri untuk berkenalan.

Ilyas: Pagi kak, dari SCG yah? Saya peserta wawancara hari ini nih
SCG: Hoo iya betul betul, dengan siapa?
Ilyas: Ilyas kak
SCG: Ilyas... Ilyas Muttaqin yah?

Setelah berhasil nebak nama panjang Gua, akhirnya Gua pun terus mengikuti Kakak ini sampai lantai 41, tempat dimana Ancora Foundation berada. Wajar aja dia tau nama Gua, mungkin orang ini yang bolak-balik baca CV dari seluruh peserta. Atau mungkin, CV Gua yang paling menarik makanya sampe inget namanya. Hm.

Setelah sampai di ruang tunggu, Gua liat udah ada beberapa orang yang udah di tempat. Gua pun memberanikan diri untuk mengucap "Haloo semuanya" dengan wajah full ekspresi kepada orang yang lagi tegang di ruangan ini. Wajar tegang, selain karena -mungkin- mereka abis salah banyak kayak Gua pas masuk gedung ini, mereka juga bentar lagi bakal di wawancara pake bahasa Inggris. Suatu momok yang begitu menakutnkan bagi anak muda jaman sekarang.

Lu bolehlah ngomong which is, literrally, asap, nonsense, imo,imho, tbh saat di tongkrongan, memamerkan kemampuan vocab bahasa Inggris Lu yang tinggi selangit, tapi Gua rasa, gak semua orang yang sering menyatukan vocab Inggrisnya di tengah-tengah obrolan, bisa dan lancar ketika disuruh wawancara pake bahasa Inggris.

Sebagai orang yang gede PD nya, Gua sih biasa aja. Alias, pura-pura biasa aja.

Untuk pertama kalinya, Gua belajar sebelum ujian interview nanti. Gua buka-buka lagi essay bahasa Inggris Gua, karena mungkin nantinya pertanyaannya gak lewat dari sini. Terus, Gua juga buka-buka kamus di Handphone. Mencoba mencari beberapa kata yang pas untuk melanjutkan kalimat yang akan Gua lontarkan nantinya. Sebelumnya, Gua udah 'bebersih' dengan izin ke kamar mandi, tapi entah karena AC nya yang dingin atau Gua yang makin gugup, perasaan ingin ke kamar mandi muncul kembali. Tapi dengan elegan, Gua tahan. Gua gak pengen kalo nanti orang yang baru Gua kenal ini, punya pikiran aneh-aneh tentang ini.

"Ihhh ini orang kenapa nih bolak-balik ke kamar mandi muluu pagi-pagi" gak gak gak, Gua ga mau nanti orang lain pada berpikiran begini.

Sampe akhirnya, nama Gua yang berada di urutan ke tiga pun dipanggil. Setelah sampai di ruangan, Gua pun agak kaget aja. Ternyata yang wawancarainnya banyak. Total ada 6 orang. Ditambah moderator dan beberapa kru, sekitar 10 orang lah di ruangan yang gak terlalu besar itu. Sebelumnya udah dikasih tau bahwa nanti emang wawancaranya pake bahasa Inggris, karena yang wawancarain kebanyakan adalah bukan orang Indonesia. Tapi di garis bawahi juga, bahwasannya wawancara menggunakan bahasa Inggris ini gak menjadi point penting untuk penilaian.

Tuhkan bingung Gua. Wawancaranya pake bahasa Inggris, artinya tiap yang Kita bicarakan nantinya akan jadi point penilaian. Tapi, bahasa Inggrisnya gak jadi penilaian utama. Ah, bingung pokoknya.

Setelah memperkenalkan diri,  mereka pun memulai sesi wawancara ini. Yang Gua inget, pokoknya  6 orang yang ada di hadapan Gua ini para chairman organisasi nya deh, dari mulai Direkturnya sampe Managernya. bahkan beneran sampe ada orang Thailand nya langsung.

Gini yak, ini bukan wawancara bahasa Inggris Gua yang pertama. Sebelumnya Gua pernah ngerasain di wawancara pake bahasa Inggris buat masuk ke salah satu organisasi di kampus. Terus juga, semasa SMP Gua punya pengalaman yang baik dalam berbahasa Inggris karena beberapa kali menang juara lomba story telling. Gua sadar, kemampuan bahasa Inggris Gua emang pas-pasan. Bahkan kalo di adu sama kakak atau adek dirumah, ada kemungkinan Gua kalah jauh. Tapi kalo soal percaya diri, mungkin Gua yang paling tinggi diantara mereka. Termasuk dalam berbahasa Inggris. Mau vocab gak karuan, mau grammarnya asal-asalan, asal percaya diri, Gua pun berani dan bisa. 

Bener aja, sepanjang sesi wawancara yang berlangsung selama 15 menit ini, Gua begitu percaya diri buat jawab. Padahal, sebelumnya Gua gugup gitu. Tapi pas di depan orang-orang terhormat ini, Gua begitu lancar dan plong ngelasanainnya. Berbagai pertanyaan pun bisa Gua jawab. Gatau bener atau enggak. Tapi yang jelas, dari mulai suara sampe ekspresi yang Gua keluarkan di ruangan itu begitu 'mengagetkan'. Iya, diakhir wawancara Gua sampe minta maaf ke mereka semua karena suaranya terlalu keras saking bersemangatnya.

"Im sorry if my speaking is too loud" ucap Gua di akhir sesi wawancara, ya seperti inilah Inggris Gua sepanjang interview. Ga ada yang beres dari grammar, tapi Gua percaya, ada ruang-ruang khusus yang bisa di toleransi bagi orang yang bahasa ibu nya bukan bahasa Inggris. Jadi, yah gak usah malu. Pasti mereka juga memaklumkannya kok, dan pasti ngerti apa yang Kita maksud. Cuma sekarang kan, masalahnya, lebih galak orang Indonesia yang marahin temen Indonesia lainnya cuma karena bahasa Inggrisnya belom bener. Padahal kan, ya sama-sama belajar.

Tapi akhirnya mereka bilang gapapa, justru mereka seneng. Dan ketawa-ketawa, salah satu dari mereka bilang bahwa Gua emang unik. Seneng dipuji kaya gitu, akhirnya Gua pun keluar ruangan dengan senyum semringah.

Yah, gatau dah firasat Gua ini bener atau enggak. Atau emang ini cuma jawaban normatif aja dari para interviewersnya, supaya nyenengin Gua. Padahal, mungkin aja sepanjang sesi wawancara, ga ada satupun pertanyaan yang dijawab secara sempurna.

Ah, tapi biarlah. Intinya Gua puas. 

Bisa datang ke gedung mewah di SCBD bisa jadi pengalaman sekaligus modal Gua untuk kedepannya. Kalo orang-orang bercita-cita pengen kerja di salah satu gedung disini, Gua sih lebih berpikir bagaimana caranya gedung-gedung disini bisa tunduk sama aturan yang Gua buat. 

Hahahaha politis abiz.

Bisa lancar wawancara bahasa Inggris juga jadi modal Gua. Bukan berarti Gua puas dan gak belajar, tapi justru Gua punya gambaran kalo dunia kerja jaman Gua nanti bakal begini realitanya. Berbahasa Inggris tuh harus jadi kemampuan wajib bagi orang millenial. 

Di titik ini, Gua pun bersyukur dikasih kesempatan berharga ini. Kalo pun lolos dapet beasiswa, ya anggap aja itu bonus.

Eh, Tapi doain aja dong supaya lolos beasiswanya! dan diberkahi segala rizki yang Gua punya. Aminn hahahaha